Rabu, 02 November 2011

Wahfiudin: Mengasah Batin

Bila Ustadz Wahfiudin (40) ceramah, siapapun niscaya akan tertegun. Apalagi saat mulai mengajak dzikir, la ilaha illallah, terasa ada getaran yang menyelusup seluruh tubuh. Lantunan dzikir jahar (terucap keras) dan khofi (di dalam hati) makin menghanyutkan.Selain ceramah, Wahfiudin memang selalu mengajak jamaahnya agar terus berdzikir.

Dunia olah batin ini ditekuninya sejak 1995, usai bertemu tokoh sufi ternama Abah Anom. Wahfiudin sudah di-talqin (baiat) oleh pimpinan Pesantren Suryalaya ini. Sejak itu, banyak pengalaman spiritual unik dialami. Pernah saat Wahfiudin menyetir mobil, nyaris terbalik karena menabrak pembatas jalan. Ternyata dia tenang saja meski seluruh penumpang ketakutan. Alhamdulilah, selamat. “Saya dibimbing oleh getaran dzikir sehingga tidak lepas kendali,” kisahnya.

Banyak lagi kejadian yang luar biasa. Karena itulah sejak 1997 Wahfiudin selalu menganjurkan jamaahnya agar berdzikir. Dia yang sudah dikenal sebagai mubaligh kodang secara terbuka menyampaikan tasawuf dan tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah dalam ceramahnya.

Orang berbondong-bondong minta dijernihkan hatinya. Para pegawai berbagai instansi, rutin mengikuti kajiannya. Tak ketinggalan stasiun televisi dan radio swasta. Rumahnya di Rawamangun (Jakarta) setiap Selasa dan Kamis juga penuh. Tak cuma berdzikir, juga diskusi, kajian Kristologi, dan iktikaf. Tidak hanya diikuti orang alim, tapi juga preman, mualaf, bahkan non-Muslim. Jamaah setianya juga kerap diajak ziarah ke Suryalaya, melihat penyembuhan pasien narkoba dengan terapi tasawuf.

Ada cara khusus yang dilakukan Wahfiudin untuk mengasah batin jamaahnya. Pertama dilakukan talqin, mengkondisikan hati agar senantiasa berdzikir. Lalu melantunkan dzikir jahar dan khofi. Sampai di sini orang biasanya akan hanyut. Saat pertama kali melakukannya, tubuh Wahfiudin sendiri secara otomatis memperagakan jurus-jurus beladiri yang pernah dipelajarinya. Lama-lama muncul keharuan tak tertahankan di hati, dan akhirnya menangis.

Metode semacam itulah yang diterapkan Pesantren Suryalaya untuk menyembuhkan pecandu narkoba. Wahfiudin sendiri saat ini menampung beberapa ‘alumnus’-nya. Selain dzikir, ada menu tambahan yang harus disantap mantan pecandu narkoba. Yakni mengamalkan shalat-shalat sunnat seperti tahajjut, taubat, istikharah, dhuha, dsb. “Insya Allah, mujarab untuk menstabilkan ruhani.”

Kian banyak manfaat yang dirasakan Ketua Yayasan Aqabah Sejahtera ini. Contoh: bila akan ceramah, tak perlu konsep. Cukup berdzikir, ide akan muncul. “Kadang muncul ide tak terduga. Itu menambah wawasan baru bagi jamaah, dan juga bagi saya sendiri.”

Banyak yang ingin tahu, apa resep ceramahnya yang memukau itu. “Dzikir,” singkat jawabnya. “Dengan dzikir, Allah akan menurunkan ilmunya. Allah Maha Tahu tentang materi apa yang diperlukan oleh jamaah. Saya hanya mubalig, tugasnya menyampaikan saja.” (Pam)